SOLO, SERVIAMNEWS.com – Pada Selasa, 18 Juni 2024, SMA Regina Pacis Surakarta menyelenggarakan seminar bersama Syailendra Capital bertajuk “Beyond the Classroom: Building a Roadmap to Create Wealth.” Acara ini menghadirkan Victor Teja, Chief Retail Officer Syailendra Capital, sebagai pembicara utama. Seminar diikuti oleh para siswa dan siswi yang tergabung dalam Komunitas Ursulin Investment Club, sebuah komunitas baru yang berfokus pada pengembangan potensi peserta didik SMA Regina Pacis Surakarta dalam dunia investasi. Seminar bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan dan memberikan panduan praktis tentang investasi kepada para peserta.
Kegiatan seminar diawali dengan pengantar singkat oleh Victor Teja tentang profil dirinya sekaligus memperkenalkan Syailendra Capital. Selanjutnya, ia mulai menjelaskan evolusi investasi dari instrumen tradisional hingga modern serta prospek masa depan. Para peserta dijelaskan perbedaan instrumen investasi tersebut mulai dari segi aksesibilitas, dokumentasi dan proses, diversifikasi, dan informasi. Selain itu, Victor menyoroti pentingnya mengenali investasi yang berpotensi scam dan memberikan tips praktis untuk menghindarinya. “Setia pada proses, jangan terlalu terburu-buru, jangan suka dengan segala sesuai yang instan,” ujarnya.
Dalam presentasinya, ia juga mengatakan, “Edukasi dan kesadaran masyarakat tentang ilmu pengelolaan keuangan dan jenis produk investasi yang legal serta risk & return-nya merupakan kunci utama dalam melawan jebakan investasi bodong.” Berkaitan dengan hal itu, maka konsep financial literacy dan financial inclusion menjadi landasan penting sebagai pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan keuangan.
Sesi kedua dilanjutkan dengan pengetahuan tentang inflasi serta berbagai istilah dalam dunia ekonomi dan investasi. “Tekanan inflasi memicu kenaikan harga barang dan berpotensi menggerus daya beli masyarakat,” jelas Victor. Oleh karena itu, pengetahuan tentang peluang investasi yang menjanjikan sangat penting agar perputaran uang dapat terus berjalan.
Selanjutnya, Victor menekankan pentingnya perencanaan keuangan yang mencakup pengaturan income, spending, debt, dan investing. Ia mengajarkan cara mengelola uang dengan bijak agar dapat menghasilkan keuntungan. Dengan perencanaan dan pengelolaan keuangan yang baik, tentu setiap uang yang dimiliki dapat dioptimalkan.
Pada sesi akhir, Victor mengupas aturan-aturan dalam dunia investasi serta fakta-fakta menarik tentang kesadaran masyarakat Indonesia dalam hal dana pensiun, investasi, dan literasi keuangan digital. Victor menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya dana pensiun dan literasi keuangan. Dalam menjawab permasalahan tersebut, peserta seminar diajarkan metode-metode yang dapat diambil agar dapat mengoptimalkan pendapatan yang dimiliki.
Seminar ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, peserta dapat bertanya langsung kepada narasumber mengenai berbagai topik yang telah dibahas. Kegiatan berlangsung dengan lancar dan penuh antusiasme. Peserta mendapatkan wawasan baru yang berguna untuk mengelola keuangan mereka di masa depan. Acara diakhiri dengan foto bersama sebagai kenang-kenangan. Dengan seminar ini, Syailendra Capital berharap dapat mendorong peningkatan literasi keuangan dan membantu masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan.
Chelsea Michelle Alim Loekito (SMA Regina Pacis Surakarta)
Kampus Ursulin SMA Regina Pacis Surakarta : http://www.smareginapacis-solo.sch.id/
SOLO, SERVIAMNEWS.com – Saat ini, teknologi berkembang sangat pesat, dan hampir semua bidang kehidupan mengadaptasi perkembangan teknologi. Mulai dari teknologi yang sederhana, sampai teknologi yang paling mutakhir, seperti misalnya AI (Artificial Intelligence). Dunia pendidikan pun juga mengadaptasi teknologi, terutama sejak adanya pandemi, dimana teknologi hadir untuk memfasilitasi pembelajaran daring jarak jauh menggunakan fitur teleconference (misalnya zoom atau Google Meet), membuat ruang belajar virtual melalui berbagai aplikasi yang menyediakan LMS (Learning Management System), hingga teknologi yang akhir-akhir banyak dikembangkan, yaitu AI.
Yayasan Winayabhakti Solo pun tak mau ketinggalan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada siswa dengan meningkatkan kemampuan guru dalam mengadaptasi teknologi untuk pembelajaran melalui workshop bertajuk “Prompt Engineering : Membuat Modul Pembelajaran dan Rencana Proses Pembelajaran” dengan menghadirkan narasumber Prof. Eko Indrajit. Guru-guru dari Kampus Ursulin Regina Pacis Surakarta dan Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten mengikuti workshop selama dua hari yang dilaksanakan di auditorium Kampus Ursulin Regina Pacis, pada 3-4 Mei 2024.
Hari pertama, peserta workshop dijelaskan terlebih dulu mengenai konsep AI dan bagaimana melakukan prompting (pemberian perintah) kepada prompt engineering supaya mendapatkan hasil yang diinginkan. Selanjutnya para guru dibagi ke dalam beberapa kelompok kerja dan diberikan tugas untuk menghasilkan sebuah produk berupa buku dengan memanfaatkan aplikasi Chat GPT. Masing-masing guru membuat buku sesuai dengan minat mereka masing-masing dengan memberikan prompt ke chat GPT, dari mulai menentukan judul buku, daftar isi, hingga materi yang ada di buku. Bahkan untuk sampul dari buku yang dibuat pun juga dibuat menggunakan chat GPT. Hari pertama, target membuat buku dengan minimal 50 halaman selesai dilakukan.
Hari kedua workshop dilanjutkan dengan pembuatan perangkat ajar dengan memanfaatakn prompting pada chat GPT4. Dengan menggunakan chat GPT4, guru bisa bereksplorasi untuk membuat rencana pembelajaran yang memuat aktivitas belajar yang menarik, kontekstual, dan juga interaktif. Prof Eko menjelaskan bagaimana teknologi AI saat ini bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas guru dan nantinya, guru yang bertahan di masa depan adalah guru yang mampu memanfaatkan teknologi, termasuk dalam hal ini adalah memanfaatkan AI, untuk pembelajarannya.
Di akhir kegiatan workshop, diadakan penganugerahan Serviam Chat GPT Award untuk memberikan penghargaan kepada beberapa kelompok yang sudah menyelesaikan tugas dengan baik. Dari Workshop dua hari ini, peserta menghasilkan 130 ebook dan setiap peserta menghasilkan sebuah Rencana Proses Pembelajaran (RPP). Nantinya, RPP yang dibuat dapat menjadi pemicu dan memberikan motivasi bagi peserta workshop untuk selalu berinovasi dalam mendampingi peserta didik saat proses pembelajaran selanjutnya.
Stephanus Nunu Dharmawan (Kepsek SMP Regina Pacis Solo)
Kampus Ursulin Regina Pacis Solo: www.smp-reginapacis-slo.sch.id dan www.smareginapacis-solo.sch.id
Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten: www.mariaassumpta.sch.id
SOLO, SERVIAMNEWS.com – Pendalaman spiritualitas Santa Angela selalu rutin dilaksanakan di semua sekolah yang dikelola para suster Ordo Santa Ursula. Harapannya adalah semua warga sekolah terutama pendidik, tenaga kependidikan, dan karyawan melayani dengan semangat Santa Angela. Pada tahun ini, Yayasan Winayabhakti Solo melakukan pendalaman spiritualitas Santa Angela untuk para pendidik dan tenaga kependidikan yang berlangsung empat kali pertemuan yaitu 24 Januari, 30 Januari, 6 Februari, dan 9 Maret 2024. Tiga pertemuan pertama dilaksankan secara tatap maya dan yang terakhir secara tatap muka. Satu hal yang menarik dari kegiatan ini terletak pada pembicaranya yaitu seorang romo dari Serikat Jesus yang juga dosen di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, tepatnya Romo L. Suharjanto, S.J.
Pendekatan yang dilakukan Romo Janto sangat menarik dan berbeda karena beliau mengajak pendidik dan tenaga kependidikan menganalisis Regula, Nasehat, dan Warisan Santa Angela dari sudut pandang pedagogi. Pedagogi itu sendiri adalah praktek atau cara mengajar. Pendekatan ini membuat para peserta untuk membaca lebih detil Regula, Nasehat, dan Warisan Santa Angela. Secara tidak langsung, beliau mengajari kami untuk berliterasi dengan Regula, Nasehat, dan Warisan Santa Angela, dan ternyata pendekatan ini membuat kami menyadari betapa buku ini bisa menjadi pegangan, sumber inspirasi, dan motivasi yang bisa menyalakan semangat kami selama berkarya di dunia pendidikan.
Ada dua poin berharga yang menyemangati dan menginspirasi yaitu kepemimpinan dan pedagogi. Dalam Regula, Nasehat, dan Warisan Santa Angela, kepemimpinan yang sejati bersifat menjaga, keibuan, komunikatif yang dilandasi kasih, dan pastinya terikat dengan Allah. Sebagai seorang pemimpin, Santa Angela selalu melibatkan orang-orang di sekitarnya yang dipercayainya. Beliau membicarakan gagasan-gagasannya dengan mereka, mempercayai mereka untuk melaksanakan, bertanya dan mendorong untuk meneruskan gagasan-gagasan tersebut. Beliau terbuka terhadap reaksi dan pendapat mereka.
Dalam Regula, Nasehat, dan Warisan Santa Angela, beliau sering mengulang kata-kata memperlihatkan(to point out), mengundang(to invite), menasehati(to counsel), mendorong(to exhort). Beliau sangat menghargai percakapan, mendengarkan, nasehat, dan inspirasi dalam mengambil keputusan. Untuk mampu melakukan semua hal ini dibutuhkan kasih. Maka kasih menjadi dasar bagi seorang pemimpin untuk mengambil keputusan yang bijaksana.
Cara mengajar atau pedagogi juga tercantum dalam Regula, Nasehat, dan Warisan Santa Angela. Apa yang dialami Santa Angela saat beliau hidup di abad ke 15 dan 16 masih terjadi di abad ke 21 ini dimana manusia mengalami kegelapan yang berupa keraguan, ketakutan, kekasaran, ketidaksantunan, dan kecemburuan. Untuk menghadapi hal-hal ini, Santa Angela mengajari kita memohon Allah untuk menguatkan(to strengthen) dan menerima(to receive) indra, afeksi, jiwa, dan kehendak. Indra dan afeksi mudah dipengaruhi sehingga mengombang-ambingkan manusia. Oleh karena itu, perlu dikuatkan dan ditata terutama dalam pedagogi supaya tercipta hati yang gembira, kemurahan hati, dan belas kasih. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan doa vokal seperti doa rosario dan puasa.
Berbeda dengan indra dan afeksi, jiwa dan kehendak manusia bisa bersifat gelap atau buta. Maka kita perlu menerima dan menyerahkan kepada Allah untuk kemudian diterangi terutama melalui doa mental seperti meditasi dan membaca kitab suci. Dengan melakukan ini, kita akan dimampukan untuk bergembira dalam menjaga, merawat, memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani, menasehati, membersamai anak-anak Allah yang dipercayakan.
Pola menerima dan menguatkan ini penting terutama untuk kita yang bekerja di dunia pendidikan. Pola ini tidak hanya membantu kita untuk memahami diri sendiri tetapi juga untuk memahami dan membina anak-anak yang dipercayakan kepada kita. Inilah perwujudan rasa hormat kita terhadap kehendak dan kebebasan individu. Maka tidak mengherankan, Roh Penasehat sangat terasa menyemangati perjalanan kita sebagai pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah-sekolah para suster Ordo Santa Ursula. Akhirnya Regula, Nasehat, dan Warisan Santa Angelamerupakan cara untuk menguduskan diri kita dan anak-anak yang dipercayakan kepada kita, yaitu dengan menata indra, afeksi, jiwa, kehendak, dan tingkah laku kita. Inilah pedagogi yang diajarkan oleh Santa Angela.
(M.M Wahyu Utami- Kepsek SMA Regina Pacis Solo)
Kampus Ursulin Regina Pacis Solo : https://smareginapacis-solo.sch.id/ dan https://smp-reginapacis-slo.sch.id/
SOLO, SERVIAMNEWS.COM– Bergulirnya pandemi covid-19 sejak Maret 2020 telah mengubah wajah dunia pendidikan kita. Peralihan media belajar ke arah serba digital, pemantauan perkembangan karakter dan capaian belajar siswa dari jarak jauh, hingga penerapan kurikulum darurat menjadi gambaran wajah alam sekolah dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Adanya pandemi ini praktis memicu para guru untuk beradaptasi dan berinovasi. Proses menyatunya guru dengan pendidikan era pandemi tidak hanya tercermin dalam variatifnya metode pengajaran dan tingkat kedalaman materi, namun juga tertanam di dalam pikiran bahwa pandemi ini dapat dikalahkan.
Dalam upaya menjaga semangat optimisme pembelajaran di era yang kini memasuki masa transisi pasca pandemi, Yayasan Winayabhakti Solo mengadakan rekoleksi bertema Bangkit dari Pandemi Terus Berkreasi pada tanggal 11 Juli 2022. Bertempat di Auditorium Kampus Regina Pacis Surakarta, rekoleksi yang dipimpin oleh Bapak Johanes Eka Priyatma tersebut diikuti oleh suster, guru SMP dan SMA Regina Pacis Surakarta, serta para karyawan.
Sr. Veronica Sri Andayani, OSU membuka rekoleksi dengan seruan semangat kepada para peserta dalam menghadapi masa transisi pandemi ini, Pada perjumpaan offline tersebut, para peserta rekoleksi diajak untuk menanamkan mindset positif, aktif, dan produktif. Bapak Eka selaku narasumber yang pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta menguraikan posisi kita sebagai pendidik selama masa pandemi dan bagaimana langkah terbaik untuk melangkah ke depannya.
Dalam rekoleksi ini Bapak Eka mengawali sesi materi dengan memaparkan seperti apa posisi sekolah kita di era terkini. Beliau juga menguraikan ancaman dan peluang akibat pandemi yang dapat dirasakan langsung oleh dunia pendidikan. Kompleksitas pendidikan abad 21 yang penuh dengan dinamika berkaitan erat dengan aspek transformasi yang wajib digerakkan dari lingkungan internal sekolah. Semangat untuk senantiasa berkreasi di masa transisi pandemi mengarahkan para pendidik untuk merefleksikan perspektif mana yang digunakan dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Penjaminan mutu, efisiensi, investasi, manajemen, teknikal, ekonomi, psikologi, spiritual, sosial, motivasi dan eksistensi, makna, serta jejaring multi aktor merupakan aspek terkait mutu sekolah yang dihidupi dan dikembangkan.
Kesadaran kolektif terkait hal tersebut mengarahkan para pendidik untuk mengidentifikasi kelebihan yang dimiliki sekolah kita dibandingkan dengan sekolah lain, kebutuhan pendidikan yang diminati oleh masyarakat sekitar, siapa saja murid yang menjadi sasaran sekolah kita, serta kekurangan di sekolah kita yang perlu diperbaiki. Guna mengeksekusi hal ini diperlukan adanya growth mindset yang terpatri di benak seluruh elemen sekolah.
Di rekoleksi ini, Bapak Eka mengadakan dua sesi dinamika kelompok guna meresapkan intisari materi pelatihan kepada para peserta. Selain adanya diskusi kelompok, Bapak Eka juga menggelar games secara berkelompok tentang growth mindset atau mentalitas bertumbuh. Permainan ini cukup sederhana namun diperlukan kecermatan dan kekompakan dalam menyelesaikannya. Aturan mainnya adalah setiap orang di kelompok menerima enam potongan kertas secara acak. Seluruh anggota kelompok diminta untuk menyusun bujur sangkar bermodalkan kertas acak tadi. Antar anggota kelompok boleh saling bertukar kertas namun dilarang berbicara. Kelompok yang masing-masing anggota kelompok di dalamnya sukses menyusun bujur sangkar adalah pemenangnya.
Melalui rekoleksi ini diharapkan dinamika pendidikan yang bergulir saat ini semakin menyemangati para pendidik untuk selalu melangkah maju dalam berkarya di sekolah. Mindset sebagai senjata utama dalam mengarungi arus kehidupan wajib dijaga dengan baik dan bermakna positif agar buah-buahnya pun kelak menjadi berkat bagi sesama.
Christianto Dedy Setyawan, S.Pd (Guru SMA Regina Pacis Surakarta)
Kampus Regina Pacis Solo :
SOLO, SERVIAMNEWS.com– Sosialisasi Proses Musyawarah Nasional (Munas) Pendidikan Ursulin di Kampus Regina Pacis Solo dilaksanakan pada Sabtu, 22 Februari 2020 di Auditorium Regina Pacis, Solo, Jawa Tengah. Ketua III Yayasan Winayabhakti Solo, Sr. Veronica Sri Andayani, OSU bersama bapak ibu guru peserta Munas Pendidikan, menyosialisasikan proses Musyawarah Nasional Pendidikan Ursulin yang dilaksanakan di Pacet. Kegiatan ini diikuti oleh Bapak dan Ibu Guru serta Tata Usaha baik dari SMP Regina Pacis maupun SMA Regina Pacis.
Dengan mengikuti Proses U, para peserta diajak untuk melihat kembali identitas sebagai bagian dari karya Pendidikan Ursulin. Merasakan bersama bagaimana dunia berkembang begitu cepat dengan kemajuan teknologi. Namun juga meyadari panggilan untuk menanamkan nilai Servite et Amate dalam proses sehari-hari kepada siswa.
Peserta melakukan sharing dan diskusi bersama dalam kelompok maupun pleno. Pengelompokkan kelompok kali ini berdasarkan rumpun mata pelajaran atau yang biasa disebut Musyawrah Guru Mata Pelajaran (MGMP) serta bidang tugas seperti Bagian Keuangan, Sarpras dan IT serta Perpustakaan.
Suster mengajak kita untuk merefleksikan tentang hal-hal apa yang tidak bisa dilanjutkan, apa yang harus ditinggalkan, dan apa panggilan Tuhan untuk diri kita. Terkadang peserta sudah terbiasa dengan pola pikir lama. Sudah nyaman, mau bagaimana lagi? Padahal zaman dan teknologi berkembang sangat cepat.
Banyak hal yang bisa kita lakukan, seperti menyadari panggilan dan peranan masing-masing sebagai guru atau tata usaha. Mulai meninggalkan kebiasaan lama dan keluar dari zona nyaman, berbagi pengalaman antar rekan kerja, saling mendukung dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya setiap kelompok diminta untuk menyusun intensi dan orientasi yang relevan dan sungguh membawa perubahan dalam pelayanan di Kampus Regina Pacis Solo. Hasil rumusan intensi dan orientasi selanjutnya akan disinergikan dengan Renstra Kampus sehingga dapat semakin mewujudkan Kampus yang Humanis dan Berwawasan Global.
SMP Regina Pacis Solo : http://smp-reginapacis-slo.sch.id/
SMA Regina Pacis Solo : http://smareginapacis-solo.sch.id/
Serviam
2. Caption Foto : Selamat kepada Angeline Wijaya (XI IPA 5), Carlo Evert Adjo (XI IPA 3), Natalia Devi (XI IPA 3) Sebagai Juara 1 Lomba Debat dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra Dies Natalis ke-56 Universitas Sanata Dharma Se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, 25 Oktober 2019.
3. Caption Foto : Selamat kepada Karina Wijayanti (XII IPA 2), Evelyn Graciella Sugiono (XII IPS 1), Michael Wijaya Sutrisna (XII IPS 3) Sebagai Juara 1 dalam rangka Accounting Smart Competition di Universitas Duta Wacana Yogyakarta, Jumat, 25 Oktober 2019.
4. Caption Foto : Selamat kepada Nathanael Juan Gautama (XI IPA 5) berhasil meraih Juara 1 Lomba Pidato Bahasa dan Sastra bertajuk “Harmonisasi Bahasa dan Sastra Indonesia di Era Revolusi 4.0” dalam rangka Dies Natalis Universitas Sanata Dharma Se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, 25 Oktober 2019.
SURAKARTA, SERVIAMNEWS.com– SMA Regina Pacis, Surakarta, Jawa Tengah mengadakan kegiatan Edu Fair 2019 ke -21 bertajuk “To Be a Leader in Global Community” , Jumat-Sabtu, 11-12/10. Kegiatan Edu Fair yang merupakan program tahunan SMA Regina Pacis ini diikuti oleh 56 peserta yang terdiri dari perguruan tinggi maupun lembaga pendidikan. Diantaranya adalah Unika Soegijapranata Semarang, Universitas Sanata Dharma, Universitas Prasetya Mulia Jakarta, University of Sidney, Binus University Jakarta, Unika Atmajaya Jakarta, Universitas Kristen Petra Surabaya, dan lain-lain.
Adapun tujuan kegiatan ini adalah pertama, menyediakan informasi tentang lembaga atau perguruan tinggi kepada siswa dan masyarakat secara langsung dari narasumber secara lengkap, akurat dan efektif. Kedua, mengembangkan dan mempererat kerjasama antara SMA Regina Pacis dengan lembaga perguruan tinggi. Ketiga, untuk menumbuhkan kesadaran kepada siswa sebagai generasi muda tentang perlunya mempersiapkan diri ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Keempat, sebagai wujud perhatian dan partisipasi SMA Regina Pacis untuk membina dan menumbuhkembangkan generasi muda.
Melalui kegiatan ini pihak sekolah berharap agar siswa dapat menentukan pilihan dalam membuat keputusan tentang jurusan dan perguruan tinggi yang diminati. Sehingga, nantinya mereka dapat memiliki masa depan cerah serta menjadi pemimpin dimanapun berada termasuk dalam komunitas global.
Acara pembukaan dimulai pukul 08.00 WIB yang dihadiri oleh pengawas satuan pendidikan Ibu Dra. Tri Silawati, M.Si, Kepala SMA, SMK dan SMP undangan, Pengurus Yayasan Winayabhakti, Suster-suster Ursulin, Bapak- Ibu pewakilan stand, Bapak-Ibu guru SMA Regina Pacis serta para siswa. Secara resmi, Edu Fair 2019 dibuka dengan pemukulan gong 3 kali oleh pengawas Satuan Pendidikan. Selama acara pembukaan juga ditampilkan beberapa lagu dari kelompok band SMA, monolog oleh siswa dan 2 buah lagu persembahan dari Resischo.
Selesai acara pembukaan dilanjutkan dengan kunjungan ke stand perguruan tinggi. Tahun ini, tamu yang berkunjung ke stand perguruan tinggi cukup banyak baik para siswa maupun orang tua siswa. Mereka menanyakan informasi perguruan tinggi yang mereka minati. Selain kegiatan Edu Fair, di SMA Regina Pacis juga diadakan kegiatan antara lain: kelas inspirasi untuk siswa kelas X, yang melibatkan beberapa alumni dan pengenalan studi lanjut bagi siswa kelas XI yang diisi oleh 8 perguruan tinggi serta pameran karya siswa mata pelajaran Pendidikan Prakarya dan kewirausahaan (PKWU) seperti payung hias, dan lain-lain.
R. Margana
Kampus Regina Pacis Solo : http://smareginapacis-solo.sch.id/
Serviam
Pada Senin, 1 Juli 2019, Yayasan Winayabhakti Solo menyelenggarakan workshop Neuro Linguistic Programming (NLP) bertema “Good Leader Create Great Leader” yang bertempat di Auditorium Kampus Regina Pacis Solo. Kegiatan yang dibawakan oleh mindset motivator, Krishnamurti, ini diikuti oleh guru SMP, SMA, beserta para karyawan. Nama Krishnamurti terbilang tidak asing di dunia motivator nasional. Sepak terjang kariernya diantaranya memperoleh apresiasi berupa penghargaan 3 Motivator Sukses versi Majalah Intisari (2007), Top 5 Motivator Terbaik versi RCTI (2011), serta The Most Favourite Speaker di Indonesia NLP Summit (2012).
Dibuka pada pukul 08.00 oleh Bu Fyanti selaku pembawa acara, workshop diawali dengan bernyanyi dan berjoget bersama yang dipandu oleh Bu Sisil, Pak Adi, Pak Sani, serta Pak Tejo. Mengisi hari di awal bulan, peserta workshop diajak untuk mengenali diri pribadi melalui cara-cara unik yang diajarkan oleh pembicara.
NLP merupakan ilmu yang mempelajari struktur cara berpikir dan perilaku manusia. NLP juga berkaitan dengan bagaimana bahasa mampu mempengaruhi paradigma seseorang. NLP mampu membuat seseorang merefleksi diri pribadinya secara jelas. Dalam workshop ini Krishnamurti meminta peserta berpasangan dengan peserta lain. Dalam pasangan tersebut, beliau kemudian membagi antar peserta ke dalam tim susu dan tim coklat. Sepanjang jalannya workshop, pembicara menginstruksikan sejumlah games yang wajib dilakukan oleh antar pasangan. Aneka permainan yang dilakukan pun bukan sembarang permainan. Meski terlihat sederhana, namun perilaku masing-masing individu dapat dilihat ketika beraktivitas dalam permainan tersebut.
Misalnya ketika tiap pasangan diminta untuk meletakkan barang yang dibawa di satu titik (misal pena atau dompet). Di dalam pasangan, satu orang diminta untuk memegang siku dan punggung tangan pasangannya sembari pembicara memerintahkan agar bergeser ke arah pukul 3, 6, 9, dan 12. Permainan ini bertujuan untuk melihat cara pandang setiap peserta terhadap benda dari berbagai arah lokasi.
Dalam hal menguji daya stress peserta, pembicara diminta untuk membentuk lingkaran besar beranggotakan delapan orang dengan meletakkan sepasang sumpit yang diletakkan di hadapan. Dengan aba-aba dari pembicara, setiap peserta kemudian melakukan dua gerakan yang sama sebelum mengoper sumpit searah jarum jam. Gerakan lalu menjadi semakin cepat seiring dengan irama aba-aba yang semakin cepat pula. Krishnamurti mengajarkan lebih dari lima permainan yang menegaskan bahwa kita dapat menilik sifat diri kita dari kegiatan yang dilakukan.
Pembicara juga memberikan kata-kata positif yang wajib diisi oleh peserta dalam modul workshop. Misalnya adalah kata-kata seperti context is more important than content, masalah tidak akan jadi masalah bila tidak dipermasalahkan, dan memperbesar hal kecil hanya membuat Anda jadi kerdil. Penyampaian materi yang diwujudkan dalam rangkaian games membuat durasi workshop selama tujuh jam terasa singkat. Acara ditutup dengan refleksi diri yang dilakukan dengan memejamkan mata.
Christianto Dedy Setyawan, S.Pd (Guru SMA Regina Pacis Solo)
Kampus Regina Pacis Solo : http://smareginapacis-solo.sch.id/
Serviam
Menjadi seorang guru harus senantiasa berbahagia, sebab kebahagiaan memancarkan aura positif ke lingkungan sekitar.
SURAKARTA, SERVIAMNEWS.com – “Menjadi Guru yang Bahagia” merupakan tema rekoleksi yang dibawakan oleh Romo Yohanes Abdi Pranata, SJ di auditorium Kampus Regina Pacis Surakarta, Sabtu 13 April 2019. Diikuti oleh suster serta guru-guru dari TK-SD-SMP Maria Assumpta Klaten dan SMP-SMA Regina Pacis Surakarta, rekoleksi dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Suster Veronica Sri Andayani, OSU. Acara yang bertajuk bahagia tersebut dilanjutkan dengan penampilan Pak Tono dari TK Maria Assumpta Klaten yang menyanyikan lagu seraya membawa nuansa ceria.
Dalam rekoleksi ini, Romo Abdi mengawali dengan pertanyaan yakni mengapa kita harus bahagia. Setiap orang ingin bahagia, namun tidak setiap orang mampu menjelaskan alasan di balik kebahagiaan yang didambakan. Terdapat empat poin tentang alasan bahagia yang diutarakan oleh Romo Abdi. Pertama, karena bahagia adalah ciri orang normal. Kedua, karena kita orang yang beriman akan Kristus. Ketiga, karena siapa berbahagia maka dia akan profesional. Keempat, karena kita harus punya aura bahagia.
Romo Abdi menerangkan bahwa guru yang bahagia menyemarakkan keadilan, peserta didik, dan sekolah. Guru yang bahagia melimpah berkat dan rezeki dari-Nya, bukan dari iblis. Guru yang bahagia akan selalu “survive” dalam situasi apa pun. Kebahagiaan seorang guru tidak dapat dilepaskan dari aspek pelayanan. Dalam hal ini, melayani yang dimaksud adalah melayani layaknya Yesus melayani, seperti yang tertulis dalam Matius 20: 28 dan Markus 10: 45
Melayani berarti mengikuti Yesus dan melakukan sabda-Nya. Dengan melayani maka kita akan bahagia. Dengan melayani maka kita akan menghayati panggilan sebagai guru. Semangat pelayanan inilah yang digaungkan dalam rekoleksi ini. Romo Abdi juga memaparkan sikap-sikap diri yang mampu menghambat semangat pelayanan. Sikap egois, mendua, diskriminasi, bermental minimalis, dan kebiasaan untuk tidak jujur merupakan gambaran tabiat yang wajib disingkirkan.
Penyampaian materi rekoleksi yang disampaikan dengan menyertakan contoh-contoh dari pengalaman nyata membuat peserta merasakan unsur kedekatan yang mendalam. Nuansa humor dan penuh canda tawa mendominasi jalannya rekoleksi ini sehingga waktu terasa begitu cepat ketika acara berakhir pada pukul 12.30 WIB.
Christianto Dedy Setyawan, S.Pd (Guru SMA Regina Pacis Surakarta)
Kampus Regina Pacis Solo : http://smareginapacis-solo.sch.id/
Serviam
SURAKARTA, SERVIAMNEWS.com– Generasi muda merupakan kelompok umur yang akan meneruskan tongkat estafet dari generasi pendahulunya. Di tangan kaum muda, masa depan suatu potret kehidupan dipercayakan. Pada tanggal 11-12 Maret 2019, Yayasan Winayabhakti Surakarta menyelenggarakan Angela Session di Pondok Merici. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih mengenalkan sosok Santa Angela kepada guru serta karyawan SMP dan SMA Regina Pacis yang berusia muda. Selama dua hari, para kaum muda tersebut dibawa untuk memahami semangat dan nilai-nilai keteladanan Santa Angela.
Diampu oleh Sr. Veronica Sri Andayani, OSU dan Sr. Maria Hersin Jenuk, OSU, peserta Angela Session diberikan materi mengenai profil Santa Angela. Peserta merenungkan kisah hidup Santa Angela semasa kecil di Desenzano hingga ketika mendirikan Kompani Santa Ursula di Brescia. Dalam kelompok kecil yang pembagiannya kelompoknya dilakukan secara acak, peserta saling melakukan sharing mengenai bagian mana dalam kisah hidup Santa Angela yang paling mengesankan hati. Peserta menyampaikan bagian-bagian dalam kehidupan Santa Angela yang sungguh menginspirasi.
Dalam buku Kata-Kata Santa Angela: Regula Nasehat Warisan, yang dibagikan oleh Sr. Vero dan Sr. Hersin, peserta diberikan kesempatan untuk berkumpul dengan kelompoknya dengan tempat terpisah antar kelompok. Masing-masing kelompok membaca, meresapi, dan merenungkan nasehat pertama hingga kedelapan dari Santa Angela. Setelahnya, dalam forum bersama usai diskusi per kelompok, setiap perwakilan kelompok menyampaikan intisari (judul) dari masing-masing nasehat tersebut.
Di akhir sesi presentasi, disepakati bahwa judul nasehat pertama adalah kerendahan hati, kedua adalah cinta kasih, ketiga adalah ketaatan, keempat adalah kepedulian, kelima adalah perilaku hidup sesuai ajaran Kristus, keenam adalah keteladanan, ketujuh adalah berwaspadalah terhadap bahaya, dan kedelapan adalah cinta tanpa pilih kasih. Di akhir hari pertama, Sr. Vero memberikan pekerjaan rumah (PR) untuk merenungkan pengalaman hidup yang sesuai dengan petikan nasehat Santa Angela.
Hari kedua diawali dengan sharing pengalaman hidup yang sejalan dengan cuplikan nasehat Santa Angela. Bu Yunita, Pak Gogo, Pak Roga, dan Pak Dedy berbagi kisah hidup mereka di forum. Sesi hari ini adalah tentang Spiritualitas Manajemen Sekolah Ursulin, yang disampaikan oleh Sr.Vero. Dalam sesi ini dijelaskan nilai-nilai yang dihidupi dalam tata kelola pendidikan di sekolah Ursulin seturut nilai-nilai St.Angela.
Di dalamnya di uraikan bagaimana Doa dan Kebersamaan (Insieme) menjadi dasar dalam pendidikan, Budaya Sekolah yang selalu menghargai keunikan setiap pribadi, Pertemuan Rutin, Peran Wali Kelas, Guru Sebagai Role Model dan bagaimana menghadapi Konflik diuraikan dengan jelas oleh St.Angela bagi para pengikutnya.Sebagai akhir pembahasan disampaikan sebuah peneguhan bahwa “St.Angela akan selalu mau dan mampu mendoakan kita pada Yesus Kristus”.
Pada akhir hari kedua, peserta menyimak dan meresapi bacaan berjudul “Seorang Pendidik Pengikut Santa Angela” yang dibacakan oleh Pak Bonny. Jalannya Angela Session selama dua hari tersebut berlangsung serius namun santai. Kedekatan antar peserta terbangun baik dalam kelompok kecil maupun dalam forum bersama. Materi yang diberikan oleh Sr. Vero dan Sr. Hersin memberikan sentuhan penting dalam upaya untuk lebih mengenali dan meneladani semangat hidup Santa Angela sebagai bagian dalam karya Pendidikan Ursulin.
Christianto Dedy Setyawan, S.Pd.(Guru SMA Regina Pacis Surakarta)
Kampus Regina Pacis Solo : http://smareginapacis-solo.sch.id/
Serviam