By: ServiamAdminus
Comments: 0
SOLO, SERVIAMNEWS.com– Judul di atas merupakan tema workshop yang diselenggarakan oleh Yayasan Winayabhakti Surakarta pada tanggal 17-18 Desember 2018. Bertempat di Auditorium Kampus Regina Pacis Surakarta, guru dan karyawan SMP-SMA Regina Pacis Surakarta mengikuti kegiatan yang dipandu oleh Joko Prasetyo dari Spiritindo Training & HR Management Consultant. Workshop yang digelar di penghujung semester gasal ini dimulai pada pukul 07.30 dan berakhir pada pukul 14.00 per harinya.
Sekolah Katolik dikenal sebagai institusi pendidikan yang dikenal memiliki ciri khas yang sangat kuat. Selain unggul dalam bidang akademis, sekolah Katolik dikenal mampu mendidik peserta didik menjadi pribadi yang berkarakter. Tidak mengherankan apabila sekolah Katolik menjadi rujukan utama masyarakat dalam menyekolahkan anaknya.
Namun seiring perkembangan zaman, banyak dijumpai pasang surut jumlah siswa baru di beberapa sekolah Katolik. Hal ini menjadi bahan refleksi terhadap diri sendiri. Tentu saja terdapat hal yang dipandang kurang maksimal dari sekolah Katolik di era terkini sehingga masyarakat tidak menjadikan setiap sekolah Katolik sebagai primadona di mata mereka. Berpijak dari paradigma tersebut, perubahan ke arah yang lebih baik wajib dilaksanakan dimana hal tersebut dimulai dari pihak internal sekolah sendiri.
Perubahan menjadi hal yang tidak dapat dipungkiri terjadi. Kemajuan zaman harus sejalan dengan kemauan pihak sekolah untuk berubah menyesuaikan diri dengan keadaan yang riil. Setiap hal di dunia selalu berubah kecuali prinsip. Prinsip yang kuat akan menentukan eksistensi dan kemajuan yang dicapai oleh sekolah.
Joko Prasetyo selaku pembicara menekankan bahwa memulai perubahan memang tidak mudah. Konsisten dalam melaksanakan hal yang baru juga tidak mudah. Namun apabila sedari awal didasari dengan niat dan tekad yang kuat serta berpegang teguh pada prinsip yang tertulis dalam Alkitab maka tidak ada hal yang mustahil dicapai. Dalam hal ini pembicara memiliki prinsip bernama PDCA yang merupakan singkatan dari Plan, Do, Check, Act. Dedikasi juga menjadi poin penting dalam unsur perubahan positif yang tidak dapat dipandang remeh.
Pada hari pertama workshop, pembicara menekankan poin mengenai pentingnya perubahan dilakukan sesegera mungkin. Selain sesi materi, kegiatan juga diselingi dengan diskusi kelompok untuk membahas visi sekolah. Pada hari kedua, kegiatan diawali dengan presentasi hasil diskusi kelompok dimana SMP Regina Pacis Surakarta diwakili oleh Maria Monika Wahyu Utami, M.Pd. sedangkan SMA Regina Pacis Surakarta diwakili oleh Maria Budi Priyarti, M.Pd. Hal yang ditekankan oleh pembicara di hari kedua menyangkut etos kerja.
Setiap insan di institusi pendidikan baik kepala yayasan, kepala sekolah, guru, karyawan, hingga satpam wajib mengedepankan aspek profesional guna menghadirkan kinerja yang maksimal. Profesional dalam hal ini mencakup lima hal yakni bertanggung jawab, fokus pada kualitas, memiliki keinginan berprestasi tinggi, fokus memberi kontribusi atau manfaat, serta bertindak sesuai etika dan norma atau aturan yang berlaku.
Workshop yang diselenggarakan dalam nuansa serius namun santai ini disertai dengan sesi tanya jawab dan ice breaking. Dalam sesi ice breaking, guru-guru SMP dan SMA Regina Pacis Surakarta menyumbangkan suara untuk bernyanyi bersama. Tidak ketinggalan pula Suster Veronica Sri Andayani, OSU turut memeriahkan acara dengan memimpin para peserta workshop untuk berjoget bersama dengan iringan musik pop – campur sari-dangdut.
Workshop di penutup tahun 2018 ini memberikan banyak pencerahan dan motivasi tambahan bagi para guru dan karyawan. Siraman materi dari pembicara menguatkan tekad dan prinsip yang dimiliki. Diharapkan dorongan moral yang didapatkan dalam dua hari tersebut mampu memperteguh semangat para guru dan karyawan dalam berkarya dan mendidik generasi muda.
Christianto Dedy Setyawan, S.Pd (Guru SMA Regina Pacis Solo)
http://smareginapacis-solo.sch.id